Jogjakarta, 27 Januari 2012 18:15
Kami -aku, eri, dan andri- bergegas menuju taxi yang telah menunggu,
meninggalkan teman dan saudara -bang edo, ade, dan qum fikri- dan nasi sarden
burjo linggarjati yang belum tuntas aku santap. Beberapa kali Vian menanyakan
kami telah sampai mana, rupanya vian mulai tak nyaman menunggu kami di bandara Adi Sudjipto. Kami pun mulai tak nyaman, khawatir orang tua vian turut menunggu
kami datang. Perjalanan menuju Dumai dimulai.
Sial. Entah sengaja atau tidak, supir taxi mengambil rute jalan yang
relatif lebih panjang. "Dasar supir taxi", gumamku dalam hati.
Taxi melaju dengan gesit. Balap kanan, selip kiri. Sesampainya di depan
bandara, jalanan mulai rapat, mulailah supir taxi ini menggerutu karena ada bus
yang sembaranggan mengambil jalur dan menghalangi laju kami dan ujung-ujungnya
pak supir menyalahkan kami yang tidak bersegera berangkat -menurutnya- ketika
ia dan taxinya telah tiba. Aku, eri, dan andri tak menghiraukannya, kami masih
sibuk dengan imajinasi kami masing-masing tentang bagaimana ekspresi vian dan orang
tuanya yang telah lama menunggu.
Akhirnya sebuah senyum , senyum kesal tapi juga senyum lega, terjun dari
wajah vian ketika kami menghampirinya dengan senyum-senyum bersalah yang tak jelas.
Ahh lega,mengetahui bahwa orag tua vian tak turut menunggu.
Kami langsung buru-buru check-in dan belum sempat kami mendapat tempat
duduk di ruang tunggu, terdengar pemberitahuan bahwa pesawat kami akan segera
berangkat.
"Bismillah, naek pesawat, first flight nih, hihihi", gumamku
dalam hati. "Hahaha...begini ya, dalemannya pesawat. Oh itu ya, namanya
pramugari, haha..asli banget belum pernah naek pesawat", gumamku masih
dalam hati saja.
Setelah mba-mba pramugari memperagakan dan suara entah dari mana menjelaskan tentang safety procedure, akhirnya pesawat bersiap-siap take-off. Pesawat muulai melaju, terasa getaran, sedikit tekanan, debaran jantung mulai tak biasa, dan Alhamdulillah, kami terbang. Hm..mulai terlihat lampu-lampu dan tatanan kota Jogja, bagus. Ups, terasa pesawat berbelok, hahaha..hatiku berdesir. Selebihnya adalah duduk santai dengan suara seperti suara kompor pedagang pecel lele di pinggir jalan.
Setelah mba-mba pramugari memperagakan dan suara entah dari mana menjelaskan tentang safety procedure, akhirnya pesawat bersiap-siap take-off. Pesawat muulai melaju, terasa getaran, sedikit tekanan, debaran jantung mulai tak biasa, dan Alhamdulillah, kami terbang. Hm..mulai terlihat lampu-lampu dan tatanan kota Jogja, bagus. Ups, terasa pesawat berbelok, hahaha..hatiku berdesir. Selebihnya adalah duduk santai dengan suara seperti suara kompor pedagang pecel lele di pinggir jalan.
Tak terasa satu jam penerbangan, kini pesawat bersiap landing.
Sensasinya tak jauh berbeda dengan ketika kami take-off. Soekarno-Hatta I'm coming.
No comments:
Post a Comment