"buat apa ya sekolah??" |
Demikianlah yang banyak tertanam pada hati para pelajar di negeri ini, sehingga tidak jarang sekolah hanya menjadi ajang untuk mendapatkan ijazah.
Dan parahnya, ternyata hal ini tidak hanya menjangkiti para pelajar, tapi juga sudah menjadi pertimbangan orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Contohnya, pasti kebanyakan orang tua lebih memilih atau menekankan untuk menyekolahkan anaknya di fakultas Kedokteran atau Ekonomi, Akutansi dari pada memasukkannya pada fakultas Seni Budaya atau Filsafat. Komentarnya sederhana dan mudah ditebak," Mau jadi apa kamu masuk filsafat" atau "Nanti susah dapet kerja lo, kalo masuk seni budaya".
Dan parahnya, ternyata hal ini tidak hanya menjangkiti para pelajar, tapi juga sudah menjadi pertimbangan orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Contohnya, pasti kebanyakan orang tua lebih memilih atau menekankan untuk menyekolahkan anaknya di fakultas Kedokteran atau Ekonomi, Akutansi dari pada memasukkannya pada fakultas Seni Budaya atau Filsafat. Komentarnya sederhana dan mudah ditebak," Mau jadi apa kamu masuk filsafat" atau "Nanti susah dapet kerja lo, kalo masuk seni budaya".
Kemudian timbul masalah lain, ternyata mereka yang sekolah hingga perguruan tinggi dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, setelah lulus masih kesulitan atau bahkan tidak mendapatkan pekerjaan juga. Terciptalah lagu "Sarjana Muda" bang Iwan Fals. Karena kini untuk bekerja tidak hanya memerlukan ijazah sekolah yang tinggi tapi juga harus memiliki koneksi, "orang dalam", begitu mereka bilang. Lalu, muncul perrtanyaan "Buat apa sekolah?"
****
Terinspirasi dari dialog H. Sarbini dan pak Makbul, dalam Alangkah lucunya negeri ini.
No comments:
Post a Comment